ZAT
ADITIF PADA MAKANAN
Definisi
:
Menurut
Permenkes RI No. 329/Menkes/PER/XII/76
Zat
aditif pada makanan adalah bahan kimia yang ditambahkan atau yang dicampurkan
sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu.
Klasifikasi
zat aditif pada makanan
Zat
aditif sengaja
Aditif
yang diberikan dengan sengaja dengan maksud tujuan tertentu. Misalnya untuk
meningkatkan nilai gizi, menambah cita rasa, mengendalikan keasamam dan
kebasaan, memantapkan bentuk rupa atau tampilan suatu masakan.
Zat
aditif tidak sengaja
Aditif
yang terdapat dalam makanan dengan jumlah kecil sebagai akibat dari proses
pengolahan.
Bahan kimia
yang ditambahkan dapat berupa pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap. Bahan
kimia itu dibedakan menjadi dua, yaitu bahan kimia alami dan bahan kimia
buatan.
Bahan kimia
alami dalam makanan dibuat dengan mengambil ekstrak bahan alami. Contohnya asam
sitrat dari bahan jeruk dan lesitin dari kuning telur atau kedelai.
Bahan kimia
buatan dalam makanan dibuat dengan cara mensintesis (mereaksikan) senyawa kimia
sehingga membentuk bahan aditif. Contohnya asam benzoat, dan monosodium glutamate
atau MSG (vetsin).
Berdasarkan
pada fungsinya, zat aditif makanan dapat digolongkan sebagai berikut:
A. ZAT PEWARNA MAKANAN
Pewarna adalah bahan yang dapat
memperbaiki atau member warna pada makanan atau minuman, sehingga makanan atau minuman
tersebut terlihat lebih menarik.
1. Zat pewarna alami
Zat pewarna alami diekstrak dari
tumbuh-tumbuhan. Contoh:
a. warna
hijau berasal dari daun pandan dan daun suji, digunakan untuk jeli dan keju
olahan.
b. warna
kuning berasal dari kunyit, digunakan untuk keju dan kapri kalengan.
c. warna coklat berasal dari buah cokelat dan
karamel, digunakan untuk jeli dan jamur kalengan.
d. warna
kuning-merah (oranye) berasal dari wortel, digunakan untuk es krim, keju,
minyak, dan margarin.
e. warna merah berasal dari daun jati, digunakan
untuk sayur gudeg.
2.
Zat pewarna sintetis
Zat pewarna sintetis (buatan) merupakan pewarna yang
lebih stabil dan lebih beragam serta lebih praktis penggunaannya.
Contoh:
- warna hijau (hijau FCF), biasa digunakan untuk es krim, buah pir kalengan, dan acar mentimun dalam botol.
- warna kuning (kuning FCF) dan tartrazin, digunakan untuk es krim, dan jeli.
- warna coklat (coklat HT), digunakan untuk minuman ringan, makanan cair.
- warna biru (biru berlian), digunakan untuk es krim, jeli, dan kapri kalengan.
- warna merah (eritrosin) dan amaranth, digunakan untuk es krim, jeli, saus apel, udang kalengan, dan buah pir kalengan.
B.
ZAT PEMANIS
Merupakan zat yang berfungsi
menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat Pemanis dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
Pemanis nutritif (menghasilkan kalori), berasal dari
tanaman (sukrosa/ gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan
(laktosa, madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirup glukosa,
dekstrosa, sorbitol)
Pemanis non nutritif (tidak menghasilkan kalori),
berasal dari tanaman (steviosida), dari kelompok protein (miralin, monellin,
thaumatin). Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi,
contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula),
dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan sorbitol (F. G. Winarno dan
Titi Sulistyowati Rahayu, 1994, 25).
C. ZAT PENGAWET
Zat pengawet adalah bahan yang dapat
mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau penguraian terhadap makanan
yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh:
- garam dapur (NaCl) digunakan untuk mengawetkan ikan, daging, dan telur.
- gula (C12H22O11) digunakan untuk mengawetkan buah-buahan (dibuat manisan).
- asam benzoat (C6H5COOH), natrium benzoat (C6H5COONa), kalium benzoat (C6H5COOK) digunakan untuk mengawetkan kecap, acar mentimun dalam botol, saus, dan minuman ringan.
Untuk makanan berlemak atau berminyak
dapat ditambahkan antioksidan. Makanan berlemak atau berminyak dapat mengalami ketengikan
yang lebih dikenal oksidasi. Adanya antioksidan itu menyebabkan bahan kimia
yang sangat mudah bereaksi (radikal bebas) menjadi kurang reaktif. Antioksidan
alami antara lain vitamin C dan vitamin E. Adapun antioksidan sintetis antara
lain BHA (butylated hidroksyanisole) dan BHT (butylated hidroksytoluene).
D. ZAT CITA RASA (Penyedap) MAKANAN
Zat cita rasa (penyedap) makanan adalah
bahan yang dapat memberikan, menambah, atau mempertegas rasa dan aroma makanan.
Zat cita rasa makanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat cita rasa alami dan
zat cita rasa sintetis.
1. Zat cita rasa (penyedap) alami
Zat cita rasa (penyedap) alami berasal
dari tumbuh-tumbuhan baik biji, daun, umbi, atau buah. Contohnya merica (lada),
ketumbar, kemiri, laos, kunyit, kunci, jahe, kencur, daun sere, daun salam, daun
jeruk purut, daun pandan, bawang merah, bawang putih, pala, dan cabai.
2. Zat cita rasa (penyedap) sintetis
Zat cita rasa (penyedap) sintesis
merupakan zat cita rasa yang dibuat dan disintesis oleh manusia. Contohnya MSG
(mono sodium glutamat) atau vetsin yang dibuat dari bahan tetes tebu melalui proses
fermentasi (peragian).
Mengonsumsi makanan yang mengandung MSG
secara terus-menerus dan berlebihan dapat menyebabkan sindrom restoran cina.
Sindrom restoran cina ditandai dengan pusing kepala, sesak napas, dan cepat
lelah.
Ada juga zat penyedap (cita rasa) dan
aroma yang biasa ditambahkan ke dalam minuman ringan, permen, sirop, dan
minuman suplemen dalam bentuk ester.
Contohnya antara lain:
- amil valerat mempunyai rasa dan bau seperti buah apel;
- isoamil asetat mempunyai rasa dan bau seperti buah pisang;
- etil butirat mempunyai rasa dan bau seperti buah nanas;
- oktil asetat mempunyai rasa dan bau seperti buah jeruk.
Sumber:
Anonym._. Bab 11 Zat Aditif
Dalam Makanan. Diunduh dari www.bse.kemdiknas.go.id.pdf
pada tanggal 7 Juni 2014 pukul 11.00 WIB.
Regina Tutik Padmaningrum. 2009. Bahan Aditif Dalam Makanan. Diunduh dari www.staff.uny.ac.id.pdf pada tanggal
7 Juni 2014 pukul 11.30 WIB.
Saeful karim,dkk. 2008. Belajar
IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar