MATERI
1.
Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energy.
Bila saat molekul-molekul benda bergerak saat di beri kalor dan ketika sumber
kalor dihentikan maka pergerakan molekul benda berhenti. Proses perpindahan
kalor yang demikian dapat disebut sebagai perpindahan kalor dengan cara
konveksi. Rambatan kalor konveksi adalah rambatan kalor dan sumber kalor yang
dihantarkan oleh pergerakan molekul-molekul benda yang dikalori. Energy kalor
merupakan energy kinetic molekul-molekul benda. Semakian kalor gerakan molekul
benda akan semakin cepat. Peristiwa konveksi dialam merupakan perambatan kalor
melalui aliran gas atau cairan.
Selain itu kalor juga dapat
didefinisikan sebagai berikut, “kalor adalah energy yang ditransfer dari suatu
benda ke benda yang lainnya karena adanya perbedaan temperature”. Kalor itu
semacam usaha mekanik pada konsep mekanika, yaitu sebagai energy yang
ditransfer oleh gaya.
2.
Perpindahan
Panas
Bila
suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan
maka akan terjadi perpindahan energi. Proses dimana transport energi itu
berlangsung disebut Perpindahan Panas.
Ø
Cara-cara Perpindahan Panas
Perpindahan
panas dapat didefenisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke
daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah – daerah tersebut.
Aliran panas bersifat universal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Secara
umum ada tiga cara perpindahan panas yang berbeda yaitu : konduksi (conduction;
dikenal dengan istilah hantaran), radiasi (radiation) dan konveksi (convection;
dikenal dengan istilah ilian). Jika kita berbicara secara tepat, maka hanya
konduksi dan radiasi dapat digolongkan sebagai proses perpindahan panas, karena
hanya kedua mekanisme ini yang tergantung pada beda suhu. Sedang konveksi,
tidak secara tepat memenuhi definisi perpindahan panas, karena untuk
penyelenggaraanya bergantung pada transport massa mekanik pula. Tetapi karena
konveksi juga menghasilkan pemindahan energi dari daerah yang bersuhu lebih
tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah, maka istilah “perpindahan panas
dengan cara konveksi” telah diterima secara umum.
A. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan
kalor pada suatu zat dimana molekul-molekul
zat tidak ikut berpindah. Zat yang mudah mengantarkan kalor disebut
dengan konduktor panas. Zat yang sukar menghantar panas disebut isolator panas.
Besarnya kalor yang dikonduksikan persatuan waktu dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Q/t
= (K A DT)/L
Dimana K =
konduktivitas termal.
Konduksi/Hantaran (Conduction)
juga dapat diartikan sebagai proses dimana
panas mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih
rendah di dalam satu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium - medium
yang berlainan yang bersinggungan secara langsung tanpa adanya perpindahan
molekul yang cukup besar menurut teori kinetik. Suhu elemen suatu zat sebanding
dengan energi kinetik rata – rata molekul – molekul yang membentuk elemen itu.
Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang disebabkan oleh kecepatan dan
posisi relative molekul – molekulnya disebut energi dalam. Perpindahan energi
tersebut dapat berlangsung dengan tumbukan elastic (elastic impact),
misalnya dalam fluida atau dengan pembauran (difusi/diffusion) elektron
– elektron yang bergerak secara cepat dari daerah yang bersuhu tinggi kedaerah
yang bersuhu lebih rendah ( misalnya logam). Konduksi merupakan satu – satunya
mekanisme dimana panas dapat mengalir
Dalam zat padat
yang tidak tembus cahaya.
B. Konveksi
Konveksi
adalah perpindahan kalor yang dibawa oleh molekul-molekul zat, atau terjadi
perpindahan materi secara makroskopik. Aliran panas yang terjadi antara kulit
dan lingkungan
Secara konveksi
dapat ditulis dengan persamaan :
Q/t
= 8,3 v0,5 (Ts – Ta)
Dimana : V =
kecepatan angin (m/s)
Ta
= temperatur udara
Ts
= temperatur kulit
Persamaan ini
diperoleh secara empiris dan dikenal sebagai Hk. Newton mengenai konveksi.
Konveksi/Ilian (Convection)
juga dapat didefinisikan sebagai proses transport energi dengan kerja gabungan
dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat
penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat,
cairan atau gas. Perpindahan panas secara konveksi diklasifikasikan dalam
konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced
convection) menurut cara menggerakkan alirannya. Bila gerakan mencampur
berlangsung semata – mata sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang
disebabkan oleh gradien suhu, maka disebut konveksi bebas atau alamiah
(natural). Bila gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar
seperti pompa atau kipas, maka prosesnya disebut konveksi paksa.
Keefektifan perpindahan panas dengan cara konveksi tergantung sebagian besarnya
pada gerakan mencampur fluida . Akibatnya studi perpindahan panas konveksi
didasarkan pada pengetahuan tentang ciri – ciri aliran fluida.
C. Radiasi
Radiasi
adalah perpindahan kalor tidak membutuhkan medium penghantar. Kalor dipancarkan
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi kalor jumlah kalor yang
diradiasikan dapat dinyatakan dengan :
P
= Q/t = s A e T4
Dimana : S = konstanta stepan-boltzman
=
5,67 x 10-8 J/sm2k4
E
= emisivitas
Pnet
= s A e ((T1)4 - (T2)4)
T1
= temperatur oleh benda yang memancarkan radiasi
T2
= temperatur lingkungan
Radiasi/Pancaran (Radiation) juga dapat diartikan sebagai proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah, bila benda – benda itu terpisah didalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa diantara benda – benda tersebut. Semua benda memancarkan panas radiasi secara terus menerus. Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan . Energi radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya (3x108 m/s) dan gejala – gejalanya menyerupai radiasi cahaya. Menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal hanya berbeda dalam panjang gelombang masing – masing.
Selain
konduksi, konveksi dan radiasi ada juga cara perpindahan panas yang lain yaitu
evoporasi. Evaporasi ( Evaporation) merupakan peralihan panas dari bentuk
cairan menjadi uap. Manusia kehilangan sekitar 9 x 103 kal/gram melalui
penguapan paru-paru.
Kehilangan panas
lewat evaporasi dapat terjadi bila :
Ø Perbedaan tekanan uap
air antara keringat pada kulit dan Udara
Ø Temperatur
lingkungan rendah dari normal sehingga evavorasi dari keringat dapat terjadi
dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, dan itu dapat terjadi apabila
temperatur basah kering dibawah temperature kulit.
Ø Adanya
gerakan angin
Ø Adanya
kelembaban.
Dengan
demikian kehilangan panas melalui evaporasi melewati kulit dapat ditulis dengan
persamaan :
P/A(mak)
= 13,7 – v0,5 (Pkulit – Pudara).
Dimana : V =
kecepatan angin (m/s)
Pkulit
= tekanan uap air pada kulit dalam millibar
Pudara=
tekanan uap air pada udara dalam millibar
Jika udara
kering maka evaporasi perspirasi adalah sedang dan rata-rata seimbang yang
besarnya: P/A(evaporasi) = 580 QH2O
cal/gr
3. Perubahan
Materi
Setiap
materi di alam ini selalu berubah. Materi tak pernah diam; tidak terkecuali
diri termasuk di dalam diri kita.
Contoh perubahan
pada materi:
Pertumbuhan,
pergerakan, pembelahan, penguapan, pencernaan, pembakaran, perkaratan,
pelapukan, pembusukan, dst.
Sesungguhnya,
perubahan materi melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri. Perubahan
sifat ini ada yang hanya melibatkan perubahan sifat fisisnya saja, dan ada pula
yang melibatkan perubahan sifat kimianya. Biasanya perubahan sifat kimia selalu
melibatkan perubahan sifat fisis dari materi itu. Energilah penyebab materi
berubah. Materi selalu mengandung energi; materi berubah maka berubah pula
kandungan energinya. Pembebasan energi menyebabkan kandungan energi dari materi
asal berkurang; sementara penyerapan energi menyebabkan materi asal bertambah
kandungan energinya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa perubahan materi
selalu disertai dengan perubahan energi.
1)
Perubahan
Fisis
Salah satu bentuk energi penyebab suatu materi berubah ialah
energi panas. Pemanasan dapat menyebabkan lilin meleleh; air menguap; kamper
(kapur barus) dan iodium menyublim; dll. Energi mekanik dapat mengubah batang
pohon menjadi papan atau balok kayu. Energi cahaya membuat materi di sekeliling
kita berwarna, dan tiada cahaya semua materi berwarna hitam.
Peristiwa-peristiwa di atas merupakan contoh perubahan materi yang
melibatkan perubahan sifat fisis materi itu pada wujud, bentuk, atau warnanya.
Lelehan lilin ketika membeku akan diperoleh kembali lilin; uap air jika
diembunkan akan diperoleh kembali air yang sifat sama dengan air semula; begitu
juga uap kamper akan menyublim menjadi padatan kamper. Perubahan materi yang
hanya melibatkan perubahan pada sifat fisis suatu materi dinamakan perubahan fisis. Dapat
dinyatakan bahwa ciri umum dari perubahan fisis adalah perubahan yang tidak
menghasilkan zat baru dan perubahannya bersifat sementara (zat asal dapat
diperoleh kembali).
Perubahan
fisis dapat diterapkan sebagai teknik pemisahan campuran menjadi komponennya.
Air akan menguap bila dipanaskan, maka untuk memperoleh air murni dari air
keruh adalah dengan cara pendidihan dan pengembunan. Contoh lain, untuk
memperoleh iodium murni dapat menerapkan teknik penyubliman terhadap iodium
kotor. Teknik pemisahan fisis bergantung pada sifat fisis komponen penyusun campuran.
2) Perubahan
Kimia
Bila
kita memanaskan kayu, maka suhunya akan naik; dan bila suhu ini sampai pada
titik bakarnya, maka kayu itu akan terbakar dengan sendirinya. Contoh lain
perubahan kimia pada materi di alam sekitar kita adalah besi menjadi karat besi,
kayu menjadi kayu lapuk, daun hijau berubah menguning, buah-buahan membusuk,
dsb.
Jadi
dapat dinyatakan bahwa perubahan kimia menyebabkan materi asal berubah
menjadi materi baru. Perubahan yang menyebabkan terbentuknya materi baru,
atau perubahan materi yang melibatkan perubahan sifat materi secara kekal
disebut sebagai perubahan kimia.
Dari
uraian di atas, perbedaan pokok antara perubahan fisis dan perubahan kimia
dapat diikhtisarkan menurut Tabel di bawah ini.
Tabel
Perbedaan Perubahan Fisis Terhadap Perubahan Kimia
No.
|
Perubahan
Fisis
|
Perubahan
Kimia
|
1.
|
Hanya
melibatkan perubahan pada sifat fisis materi
|
Melibatkan
perubahan baik pada sifat kimia maupun sifat fisis materi
|
2.
|
Bersifat
sementara
|
Bersifat
kekal
|
3.
|
Tidak
menyebabkan terbentuknya materi baru
|
Menyebabkan
terbentuknya materi baru
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonym._ . Perpindahan Kalor. Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id pada tanggal 14 November 2013 pukul 20.00
WIB.
Petrucci,
Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip
dan Terapan Modern Jilid 2.
Erlangga: Jakarta.
Syerly Klara. 2008. Peningkatan
Keaktifan Mahasiswa Dengan Penerapan Metode Student Centre Learning Pada Mata
Kuliah Penerapan Panas. Diunduh dari http://www.unhas.ac.id/lkpp/Perpindahan.pdf pada
tanggal 14 November 2013 pukul 19.30 WIB.
Syukri
S, 1999. Kimia Dasar 2. ITB: Bandung
Wayan Supardi. 2012. Perpindahan
Kalor. Diunduh dari http://wayansupardi.files.wordpress.com/2012/09/microsoft-powerpoint-transfer-panas-read-only-compatibility-mode.pdf
pukul 20.00
WIB.
Zulfikar. 2010. Perubahan
Fisika Dan Kimia. Diunduh dari http://www.chem-is-try.org/ pada tanggal 18 November 2013 pukul 21.00
WIB.
0 komentar:
Posting Komentar