Rabu, 23 April 2014



 MATERI

1.      Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energy. Bila saat molekul-molekul benda bergerak saat di beri kalor dan ketika sumber kalor dihentikan maka pergerakan molekul benda berhenti. Proses perpindahan kalor yang demikian dapat disebut sebagai perpindahan kalor dengan cara konveksi. Rambatan kalor konveksi adalah rambatan kalor dan sumber kalor yang dihantarkan oleh pergerakan molekul-molekul benda yang dikalori. Energy kalor merupakan energy kinetic molekul-molekul benda. Semakian kalor gerakan molekul benda akan semakin cepat. Peristiwa konveksi dialam merupakan perambatan kalor melalui aliran gas atau cairan.
Selain itu kalor juga dapat didefinisikan sebagai berikut, “kalor adalah energy yang ditransfer dari suatu benda ke benda yang lainnya karena adanya perbedaan temperature”. Kalor itu semacam usaha mekanik pada konsep mekanika, yaitu sebagai energy yang ditransfer oleh gaya.
2.      Perpindahan Panas
Bila suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan maka akan terjadi perpindahan energi. Proses dimana transport energi itu berlangsung disebut Perpindahan Panas.
Ø  Cara-cara Perpindahan Panas
Perpindahan panas dapat didefenisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah – daerah tersebut. Aliran panas bersifat universal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Secara umum ada tiga cara perpindahan panas yang berbeda yaitu : konduksi (conduction; dikenal dengan istilah hantaran), radiasi (radiation) dan konveksi (convection; dikenal dengan istilah ilian). Jika kita berbicara secara tepat, maka hanya konduksi dan radiasi dapat digolongkan sebagai proses perpindahan panas, karena hanya kedua mekanisme ini yang tergantung pada beda suhu. Sedang konveksi, tidak secara tepat memenuhi definisi perpindahan panas, karena untuk penyelenggaraanya bergantung pada transport massa mekanik pula. Tetapi karena konveksi juga menghasilkan pemindahan energi dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah, maka istilah “perpindahan panas dengan cara konveksi” telah diterima secara umum.

A. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor pada suatu zat dimana molekul-molekul  zat tidak ikut berpindah. Zat yang mudah mengantarkan kalor disebut dengan konduktor panas. Zat yang sukar menghantar panas disebut isolator panas. Besarnya kalor yang dikonduksikan persatuan waktu dapat dinyatakan dengan persamaan :
Q/t = (K A DT)/L
Dimana K = konduktivitas termal.
Konduksi/Hantaran (Conduction) juga dapat diartikan sebagai proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium - medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar menurut teori kinetik. Suhu elemen suatu zat sebanding dengan energi kinetik rata – rata molekul – molekul yang membentuk elemen itu. Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang disebabkan oleh kecepatan dan posisi relative molekul – molekulnya disebut energi dalam. Perpindahan energi tersebut dapat berlangsung dengan tumbukan elastic (elastic impact), misalnya dalam fluida atau dengan pembauran (difusi/diffusion) elektron – elektron yang bergerak secara cepat dari daerah yang bersuhu tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah ( misalnya logam). Konduksi merupakan satu – satunya mekanisme dimana panas dapat mengalir
Dalam zat padat yang tidak tembus cahaya.

B. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang dibawa oleh molekul-molekul zat, atau terjadi perpindahan materi secara makroskopik. Aliran panas yang terjadi antara kulit dan lingkungan
Secara konveksi dapat ditulis dengan persamaan :
Q/t = 8,3 v0,5 (Ts – Ta)

Dimana : V = kecepatan angin (m/s)
Ta = temperatur udara
Ts = temperatur kulit
Persamaan ini diperoleh secara empiris dan dikenal sebagai Hk. Newton mengenai konveksi.
Konveksi/Ilian (Convection) juga dapat didefinisikan sebagai  proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat, cairan atau gas. Perpindahan panas secara konveksi diklasifikasikan dalam konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection) menurut cara menggerakkan alirannya. Bila gerakan mencampur berlangsung semata – mata sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradien suhu, maka disebut konveksi bebas atau alamiah (natural). Bila gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar seperti pompa atau kipas, maka prosesnya disebut konveksi paksa. Keefektifan perpindahan panas dengan cara konveksi tergantung sebagian besarnya pada gerakan mencampur fluida . Akibatnya studi perpindahan panas konveksi didasarkan pada pengetahuan tentang ciri – ciri aliran fluida.

C. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tidak membutuhkan medium penghantar. Kalor dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi kalor jumlah kalor yang diradiasikan dapat dinyatakan dengan :
P = Q/t = s A e T4
Dimana :  S      = konstanta stepan-boltzman
           = 5,67 x 10-8 J/sm2k4
             E       = emisivitas
                                           Pnet = s A e ((T1)4 - (T2)4)
T1 = temperatur oleh benda yang memancarkan radiasi
T2 = temperatur lingkungan

Radiasi/Pancaran (Radiation) juga dapat diartikan sebagai proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah, bila benda – benda itu terpisah didalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa diantara benda – benda tersebut. Semua benda memancarkan panas radiasi secara terus menerus. Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan . Energi radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya (3x108 m/s) dan gejala – gejalanya menyerupai radiasi cahaya. Menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal hanya berbeda dalam panjang gelombang masing – masing.
Selain konduksi, konveksi dan radiasi ada juga cara perpindahan panas yang lain yaitu evoporasi. Evaporasi ( Evaporation) merupakan peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Manusia kehilangan sekitar 9 x 103 kal/gram melalui penguapan paru-paru.
Kehilangan panas lewat evaporasi dapat terjadi bila :
Ø  Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan Udara
Ø  Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga evavorasi dari keringat dapat terjadi dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, dan itu dapat terjadi apabila temperatur basah kering dibawah temperature kulit.
Ø  Adanya gerakan angin
Ø  Adanya kelembaban.
Dengan demikian kehilangan panas melalui evaporasi melewati kulit dapat ditulis dengan persamaan :
P/A(mak) = 13,7 – v0,5 (Pkulit – Pudara).
Dimana : V = kecepatan angin (m/s)
Pkulit = tekanan uap air pada kulit dalam millibar
Pudara= tekanan uap air pada udara dalam millibar
Jika udara kering maka evaporasi perspirasi adalah sedang dan rata-rata seimbang yang besarnya:  P/A(evaporasi) = 580 QH2O cal/gr

3.      Perubahan Materi
Setiap materi di alam ini selalu berubah. Materi tak pernah diam; tidak terkecuali diri termasuk di dalam diri kita.
Contoh perubahan pada materi:
Pertumbuhan, pergerakan, pembelahan, penguapan, pencernaan, pembakaran, perkaratan, pelapukan, pembusukan, dst.
Sesungguhnya, perubahan materi melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri. Perubahan sifat ini ada yang hanya melibatkan perubahan sifat fisisnya saja, dan ada pula yang melibatkan perubahan sifat kimianya. Biasanya perubahan sifat kimia selalu melibatkan perubahan sifat fisis dari materi itu. Energilah penyebab materi berubah. Materi selalu mengandung energi; materi berubah maka berubah pula kandungan energinya. Pembebasan energi menyebabkan kandungan energi dari materi asal berkurang; sementara penyerapan energi menyebabkan materi asal bertambah kandungan energinya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa perubahan materi selalu disertai dengan perubahan energi.
1)      Perubahan Fisis
Salah satu bentuk energi penyebab suatu materi berubah ialah energi panas. Pemanasan dapat menyebabkan lilin meleleh; air menguap; kamper (kapur barus) dan iodium menyublim; dll. Energi mekanik dapat mengubah batang pohon menjadi papan atau balok kayu. Energi cahaya membuat materi di sekeliling kita berwarna, dan tiada cahaya semua materi berwarna hitam.
Peristiwa-peristiwa di atas merupakan contoh perubahan materi yang melibatkan perubahan sifat fisis materi itu pada wujud, bentuk, atau warnanya. Lelehan lilin ketika membeku akan diperoleh kembali lilin; uap air jika diembunkan akan diperoleh kembali air yang sifat sama dengan air semula; begitu juga uap kamper akan menyublim menjadi padatan kamper. Perubahan materi yang hanya melibatkan perubahan pada sifat fisis suatu materi dinamakan perubahan fisis. Dapat dinyatakan bahwa ciri umum dari perubahan fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru dan perubahannya bersifat sementara (zat asal dapat diperoleh kembali).
Perubahan fisis dapat diterapkan sebagai teknik pemisahan campuran menjadi komponennya. Air akan menguap bila dipanaskan, maka untuk memperoleh air murni dari air keruh adalah dengan cara pendidihan dan pengembunan. Contoh lain, untuk memperoleh iodium murni dapat menerapkan teknik penyubliman terhadap iodium kotor. Teknik pemisahan fisis bergantung pada sifat fisis komponen penyusun campuran.
2)      Perubahan Kimia
Bila kita memanaskan kayu, maka suhunya akan naik; dan bila suhu ini sampai pada titik bakarnya, maka kayu itu akan terbakar dengan sendirinya. Contoh lain perubahan kimia pada materi di alam sekitar kita adalah besi menjadi karat besi, kayu menjadi kayu lapuk, daun hijau berubah menguning, buah-buahan membusuk, dsb.
Jadi dapat dinyatakan bahwa perubahan kimia menyebabkan materi asal berubah menjadi materi baru. Perubahan yang menyebabkan terbentuknya materi baru, atau perubahan materi yang melibatkan perubahan sifat materi secara kekal disebut sebagai perubahan kimia.
Dari uraian di atas, perbedaan pokok antara perubahan fisis dan perubahan kimia dapat diikhtisarkan menurut Tabel di bawah ini.
Tabel Perbedaan Perubahan Fisis Terhadap Perubahan Kimia
No.
Perubahan Fisis
Perubahan Kimia
1.
Hanya melibatkan perubahan pada sifat fisis materi
Melibatkan perubahan baik pada sifat kimia maupun sifat fisis materi
2.
Bersifat sementara
Bersifat kekal
3.
Tidak menyebabkan terbentuknya materi baru
Menyebabkan terbentuknya materi baru


DAFTAR PUSTAKA

Anonym._ . Perpindahan Kalor. Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id pada tanggal 14 November 2013 pukul 20.00 WIB.
                
Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Syerly Klara. 2008. Peningkatan Keaktifan Mahasiswa Dengan Penerapan Metode Student Centre Learning Pada Mata Kuliah Penerapan Panas. Diunduh dari http://www.unhas.ac.id/lkpp/Perpindahan.pdf   pada tanggal 14 November 2013 pukul 19.30 WIB.

Syukri S, 1999. Kimia Dasar 2. ITB: Bandung


Zulfikar. 2010. Perubahan Fisika Dan Kimia. Diunduh dari http://www.chem-is-try.org/ pada tanggal 18 November 2013 pukul 21.00 WIB.

Selasa, 15 April 2014

Senin, 14 April 2014

 System Pencernaan Pada Manusia
 A. PENGERTIAN
 Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
 1. Proses pencernaan secara mekanik Yaitu, proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk yang kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
 2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis) Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
 B. ORGAN-ORGAN PENCERNAAN Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. System pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ. Organ tersebut mencerna makanan melalui proses mekanik maupun kimiawi. Berikut penjelasan organ-organ pencernaan pada manusia:
 1. Mulut (cavum oris) Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. Fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut yaitu:
 a. Gigi Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu:
 i. gigi seri berfungsi untuk memotong dan menggigit makanan.
 ii. gigi taring, berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan.
 iii. gigi geraham depan dan belakang, dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. Berikut gambar penampang gigi yang tampak bagian-bagiannya:
 Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
 b. Lidah Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Berikut merupakan gambar lidah dan letak kepekaannya terhadap rasa:
 Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut papilla.
 c. Kelenjar ludah Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada tiga pasang, yaitu:
  Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
  Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
  Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Kelenjar parotis menghasilkan ludah berbentuk cair, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lender. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptyalin (amilase). Enzim ptyalin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Enzim ptyalin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 ­ 7 dan suhu 370C.
 2. Kerongkongan (esofagus)
Merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerakan ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung.
 3. Lambung (ventrikulus)
 Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). 
Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
  Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
  HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
  Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
 4. Usus halus (intestinum)
 Usus halus merupakan tempat penyerapan sari makanaan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari:
  Usus dua belas jari (duodenum)
  Usus kosong (jejenum)
  Usus penyerap (ileum)
 Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pancreas menghasilkan getah pancreas yang mengandung enzim sebagai berikut:
 Amylopsin (amylase pankreas), yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
 Steapsin (lipase pankreas), yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  Tripsinogen, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus. Tripsin merupakan enzim yang berfungsi untuk mengaktifkan tripsinogen.
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
  Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
  Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
  Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.  Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
 Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
 Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
 5. Usus besar (colon)
Zat-zat yang tidak diserap usus halus selanjutnya akan masuk ke usus besar. Di usus besar ini terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk. Pembususkan dilakukan oleh bakteri yang hidup di usus. Akhirnya sisa makanan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran (feses) melalui anus. Pada usus besar terdapat bagian yang disebut usus buntu. Pada manusia, fungsi usus buntu tidak jelas, namun pada hewan-hewan pemakan tumbuhan, seperti kelinci dan marmot, usus buntu berfungsi untuk membantu mencerna selulosa.
 6. Anus
 Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rectum ada 2 yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rectum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus.
 Untuk memperjelas pembahasan tentang system pencernaan makanan pada manusia di atas, berikut merupakan video proses pencernaan makanan:

C. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
 Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
1. Gastritis yaitu merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
 2. Hepatitis yaitu penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
3. Diare, terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
 4. Konstipasi (sembelit) yaitu keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
 5. Apendisitis yaitu merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
 6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen yaitu gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
 7. Maag, ciri-ciri orang yang menderita maag biasanya terasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
8. Tukak Lambung, merupakan salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
 9. Malnutrisi (kurang gizi), yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.

 Daftar Pustaka
 Anonim. _. Sistem Pencernaan. Diunduh dari www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf‎ pada tanggal 08 April 2014 pukul 20.00 WIB.
 Anonym. _. Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia. Diunduh dari www. file.upi.edu/.../sistem-pencernaan.pdf‎ pada tanggal 08 April 2014 pukul 20.30 WIB.
 Saeful karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.